Fisikawan Muslim Mengukir Sejarah
Sejarah
membuktikan, kontribusi Ilmuwan Muslim dalam bidang Fisika sangatlah
besar. Kaya-karya ilmuwan Muslim dalam bidang Fisika, baik yang klasik
maupun modern, bisa dikatakan sangat melimpah. Langkah peneliti
INSISTS, Mohamad Ishaq dalam usahanya menyusun suatu buku teks pelajaran
Fisika, Menguak Rahasia Alam dengan Fisika, yang digagas Departemen
Agama RI, perlu diapresiasi dan disempurnakan.
Cobalah renungkan, apa yang ada di benak anda ketika mengenal
“kamera”? Banyak pelajar Muslim yang mungkin tak kenal sama sekali,
bahwa perkembangan teknologi kamera tak bisa dilepaskan dari jasa
seorang ahli fisika eksperimentalis pada abad ke-11, yaitu Ibn
al-Haytham. Ia adalah seorang pakar optic, pencetus metode eksperimen.
Bukunya tentang teori optic, al-Manazir, khususnya dalam teori
pembiasan, diadopsi oleh Snell dalam bentuk yang lebih matematis.
Tak tertutup kemungkinan, teori Newton juga dipengaruhi oleh
al-Haytham, sebab pada Abad Pertengahan Eropa, teori optiknya sudah
sangat dikenal. Karyanya banyak dikutip ilmuwan Eropa. Selama abad ke-16
sampai 17, Isaac Newton dan Galileo Galilei, menggabungkan teori
al-Haytham dengan temuan mereka. Juga teori konvergensi cahaya tentang
cahaya putih terdiri dari beragam warna cahaya yang ditemukan oleh
Newton, juga telah diungkap oleh al-Haytham abad ke-11 dan muridnya
Kamal ad-Din abad ke-14.
Al-Haytham dikenal juga sebagai pembuat perangkat yang disebut
sebagai Camera Obscura atau “pinhole camera”. Kata “kamera” sendiri,
konon berasal dari kata “qamara”, yang bermakna “yang diterangi”.
Kamera al-Haytham memang berbentuk bilik gelam yang diterangi berkas
cahaya dari lubang di salah satu sisinya.
Dalam alat optik,
ilmuwanInggris, Roger Bacon (1292) menyederhanakan bentuk hasil kerja
al-Haytham, tentang kegunaan lensa kaca untuk membantu penglihatan, dan
pada waktu bersamaan kacamata dibuat dan digunakan di Cina dan Eropa.
Faktanya, Ibn Firnas dari Spanyol sudah membuat kacamata dan
menjualnya keseluruh Spanyol pada abad ke-9.Christoper Colombus ternyata
menggunakan kompas yang dibuat oleh para ilmuwan Muslim Spanyol sebagai
penunjuk arah saat menemukan benua Amerika.
Fisikawan lain, Abdurrahman Al-Khazini, saintis kelahiran Bizantium
atauYunani adalah seorang penemu jam air sebagai alat pengukur waktu.
Para sejarawan sains telah menempatkan al-Khazini dalam posisi yang
sangat terhormat. Ia merupakan saintis Muslim serba bisa yang menguasai
astronomi, fisika, biologi, kimia, matematika dan filsafat. Sederet buah
pikir yang dicetuskannya tetap abadi sepanjang zaman. Al-Khazani juga
seorang ilmuwan yang telah mencetuskan beragam teori penting dalam
sains. Ia hidup di masa Dinasti Seljuk Turki. Melalui karyanya,
KitabMizan al-Hikmah, yang ditulis pada tahun 1121-1122 M, ia
menjelaskan perbedaan antara gaya, massa, dan berat, serta menunjukkan
bahwa berat udara berkurang menurut ketinggian.
Meski kepandaiannya sangat dikagumi dan berpengaruh, al-Khazini tak
silau dengan kekayaan. Zaimeche menyebutkan al-Khazini menolak dan
mengembalikan hadiah 1.000 keping emas (dinar) dari seorang istri Emir
Seljuk. Ia hanya merasa cukup dengan uang 3 dinar dalamsetahun. Salah
satu ilmuwan Barat yang banyak terpengaruh adalah Gregory Choniades,
astronomYunani yang meninggal pada abad ke-13.
Ilmuwan lain, Taqiyyuddin (m. 966) ahli astronomi telah berhasil
membuat jam mekanik di Istanbul Turki. Sementara Zainuddin Abdurrahman
ibn Muhammad ibn al-Muhallabi al-Miqati, adalah ahli astronomi masjid
(muwaqqit – penetapwaktu) Mesir, dan penemu jam matahari. Ahmad bin
Majid pada tahun 9 H atau 15 Masehi, seorang ilmuwan yang membuat
kompas berdasarkan pada kitabnya berjudul Al-Fawa’id.
Nama lain yang sangat terkenal adalah Abu Rayhan al-Biruni dalam
Tahdid Hikayah Al-Makaan. Ia adalah penemu persamaan sinus. Abdurrahman
Al-Jazari, ahli mekanik (ahli mesin) yang hidup tahun 1.100 M, membuat
mesin penggilingan, jam air, pompa hidrolik dan mesin-mesin otomatis
yang menggunakan air sebagaipenggeraknya.
Dalam bidang Fisika-Astronomi, Ibnu Shatir, ilmuwan Muslim yang
mempelajari gerak melingkar planet Merkurius mengelilingi matahari.
Karya dan persamaan Matematikanya sangat mempengaruhi Nicolaus
Copernicus yang pernah mempelajari karya-karyanya.
Copernicus, Galileo, dan Giordano Bruno di Barat mendapat tantangan
keras dari Gereja,gara-gara menganut teori heliosentris. Galileo yang
merupakan pengikut Copernicus dikucilkan secara resmi oleh Gereja dan
dipaksa bertobat. Namun Galileo menolaknya sehingga ia dipenjarakan di
rumahnya sampai meninggal. Giordano Bruno mengalami nasib naas, dihukum
mati dengan cara dibakar hidup-hidup.
Al-Fazari, seorang astronom Muslim juga disebut sebagai yang pertama
kali menyusun astrolobe. Al-Fargani atau al-Faragnus, menulis ringkasan
ilmu astronomi yang diterjemahkan kedalam bahasa Latin oleh Gerard
Cremona dan Johannes Hispalensis. Muhammad Targai Ulugh-Begh
(1393-1449), seorang pangeran Tartar yang merupakan cucu dariTimur Lenk,
diberi kekuasaan sebagai raja muda di Turkestan, berhasil mendirikan
observatorium yang tidak ada tandingannya dari segi kecanggihan dan
ukurannya. Observatorium ini adalah yang terbaik dan paling akurat pada
masanya, sehingga menjadikan kota Samarkand sebagai pusat astronomi
terkemuka.
Ketika itu sudah terbit Katalog dan tabel-tabel bintang berjudul
Zijd-I DjadidSultani yang memuat 992 posisi dan orbit bintang. Tabel
ini masih dianggap akurat sampai sekarang, terutama table gerakan
tahunan dari 5 bintang terang yaitu Zuhal (Saturnus), Mustary (Jupiter),
Mirikh (Mars), Juhal (Venus), danAttorid (Merkurius). Kitab ini sudah
mengkoreksi pendapat Ptolomeus atas magnitude bintang-bintang. Banyak
kesalahan perhitungan Ptolomeus. Hasil koreksi perhitungan terhadap
waktu bahwa satu tahun adalah 365 hari, 5 jam, 49 menit dan 15detik,
suatu nilai yang cukup akurat.
Ilmuwan lain lagi bernama Al-Battani atau Abu Abdullah atau
Albategnius (m. 929). Ia mengoreksi dan memperbaiki system astronomi
Ptolomeus, orbit matahari dan planet tertentu. Ia membuktikan
kemungkinan gerhana matahari tahunan, mendisain catalog bintang,
merancang jam matahari dan alat ukur mural quadrant. KaryanyaDe
scientiastellarum,dipakai sebagai rujukan oleh Kepler, Copernicus,
Regiomantanus, dan Peubach. Copernicus mengungkapkan hutang budinya
terhadap al-Battani.
Prestasi dan kontribusi para ilmuwan Muslim ini perlu dikenalkan di
sekolah- di sekolah-sekolah. Bukan untuk mengecilkan peran ilmuwan lain.
Tapi untuk mengungkap kebanaran sejarah sains, bahwa perkembangan
sejarah sains tidak meloncat begitu saja dari zaman Yunani ke Barat
modern. (***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar